alihkan bahasa sesukamu!!

Kamis, 06 Agustus 2015

KEPRIHATINAN PARA ULAMA NU TULEN

(WASPADAI PELEMAHAN CITRA NU)

"Ketika saya ikuti persidangan-persidangan yang sudah lalu, saya menangis karena NU yang selama ini dicitrakan sebagai organisasi keagamaan, panutan penuh dengan akhlakul karimah, yang sering mengkritik praktik-praktik tak terpuji dari pihak lain ternyata digambarkan di media massa begitu buruknya,” tuturnya bergetar.

"Mohon dengarkan saya, dengan hormat kalau perlu saya mencium kaki-kaki anda semua agar mengikuti akhlakul karimah, akhlak KH Haysim Asy'ari dan pendahulu kita. Saya panggil kiai sepuh, rata-rata mereka prihatin semua, prihatin yang sangat mendalam
"Saya malu kepada Allah, malu pada KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri dan para pendahulu kita. Lebih-lebih ketika saya disodori koran yang headlinenya 'Muktamar NU Gaduh, Muktamar Muhammadiyah Teduh’. Saya mohon sekali lagi, kita membaca surat Al-Fatihah dengan ikhlas, mohon syafaatnya (Nabi Muhammad SAW),” tutur Gus Mus.

Peserta muktamar makin tidak ada yang bersuara. Semua diam mendengarkan nasihat dari sosok yang paling dihormati dan disegani di NU. Bukan hanya karena posisinya sebagai Rais Aam, tetapi lebih dari pada pribadinya yang boleh dibilang selalu jernih dalam memandang persoalan. Lebih karena pribadi di mana apa yang diucapkan selalu sama dengan apa yang dilakukan.

Tidak ada komentar: