Warga
lokalisasi di Gang Dolly dan Jarak, Surabaya, terus menggelar aksi protes
menjelang penutupan kawasan perdagangan seks tersebut.Pemerintah kota Surabaya
menutup lokalisasi Dolly pada Rabu hari ini.
Pintu
masuk gang tampak gelap karena dua rumah yang berada di mulut gang tutup,
setelah menjadi sasaran pelemparan batu.Satu pelaku telah ditangkap oleh
kepolisian. Kelompok warga dan pekerja di Gang Dolly dan Jarak bersikukuh
menolak penutupan lokalisasi, dengan berdemonstrasi dan bertemu dengan
perwakilan Komisi D DPRD Kota Surabaya dan mengajak Ketua Komisi D Baktiono
untuk berdialog. Perwakilan warga Teguh Sutopo mengatakan lima RW di lokalisasi
Dolly-Jarak belum pernah diajak dialog oleh pemerintah kota berkaitan dengan
penutupan lokalisasi.
Dukungan wakil gubernur,"Demi memenuhi tuntutan publik, karena itu di tengah
perkampungan banyak anak kecil keluar masuk dan sekarang itu untuk permukiman
penduduk."ungkap Syaifullah Yusuf
Delapan
ratusan aparat kepolisian diterjunkan di lokasi yang akan dijadikan sebagai
tempat dekralasi penutupan yang berjarak sekitar satu kilometer dari Gang
Dolly. Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, menyatakan akan
mendukung keputusan pemerintah kota Surabaya untuk menutup lokalisasi dengan
alasan pencegahan penyebaran HIV/Aids dan perlindungan terhadap anak-anak. "Demi
memenuhi tuntutan publik, karena itu di tengah perkampungan banyak anak kecil
keluar masuk dan sekarang itu untuk permukiman penduduk," kata Saifullah
kepada wartawan.
"Kedua,
itu lebih banyak (dampak) buruknya dibandingkan baiknya. Dengan memperhatikan
keberatan yang ada, jadi ya tetap ditutup," katanya. Pemerintah menawarkan
kompensasi sekitar Rp5 juta bagi sekitar 1.400 pekerja seks komersial (PSK) dan
juga pelatihan untuk beralih pekerjaan.
Tetapi
LSM yang memberikan keterampilan baru bagi PSK, Yayasan Abdi Asih, menyatakan
memberikan keterampilan baru bagi PSK agar beralih profesi bukan perkara mudah
dan dibutuhkan waktu yang lama."Makanya saya memberikan pelatihan itu satu
tahun, dua tahun untuk (mempelajari keterampilan yang berkaitan dengan) salon,
kalau tiga hari mana bisa berhasil," kata Lilik Sulistiowati dari LSM
Yayasan Abdi Asih.
M.
Awaludin, Ketua Mahkota Putra Multimedia Foundation menyatakan Penutupan Dolly
diharapkan bukan gerakan spontanitas dari Birokrasi tetapi diharapkan jadi
langkah solusi bagi semua pihak yang diuntungkan dan merasa dirugikan agar bisa”
Rahmatal lil Alamin”( kebaikan bagi semua), itu cara Rasulullah melangkah &
memimpin”.Tegasnya saat di temui di Kantor media.(18/6)
Pemerintah
kota Surabaya sendiri akan mendeklarasikan penutupan lokalisasi Dolly-Jarak
pada Rabu malam dengan batas waktu hingga bulan Ramadhan. Lokalisasi
Dolly–Jarak biasanya tutup selama bulan Ramadhan dan kembali beroperasi setelah
hari raya Idul Fitri.(Isna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar