alihkan bahasa sesukamu!!

Selasa, 18 November 2014

KENAIKAN BBM 2014 TERLALU PREMATURE

Ketua Yayasan Mahkota BM yang juga menggerakkan komunitas Touring Motor TMC87 menyayangkan langkah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhitung Selasa (18/11/2014). langkah tersebut seharusnya masih dapat ditunda. 

Kami juga berpendapat, pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dapat memberikan sosialisasi lebih komprehensif kepada masyarakat sebelum menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Menurut saya, pemerintah sebaiknya agak bersabar sedikit hingga awal tahun depan," kata bapak satu anak ini, Senin (17/11/2014) malam.

Dia juga mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi seharusnya menyesuaikan harga minyak dunia. Saat ini, harga minyak dunia sedang turun sehingga langkah tersebut dinilai tidak tepat. Ia juga menyebutkan, beberapa negara seperti Malaysia, Amerika Serikat, dan Tiongkok pun menurunkan harga jual minyak mereka kepada masyarakat. 

"Bahkan harga minyak di Malaysia sekarang di bawah Rp 8.000. Saya heran, kenapa hanya Indonesia saja yang menaikkan harga minyak," katanya. Apa tidak ada sektor lain yang bisa dikemas shingga masyarakat indonesia disuguhi hadiah sebuah kenaikan BBM. 

Seperti diberitakan, pemerintah menetapkan harga premium bersubsidi dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500. Pemerintah memastikan bahwa semua stok BBM tersedia sehingga tidak perlu panik dan mengantre di pom bensin.Memang sulit menjadi pemimpin tetapi paling tidak itulah resiko pemimpin, menjadikan semua lebih mudah bukan lebih menjadi bebab hidup masyarakat. Konsekuensi memang tetap harus diterima sebagai pemimpin serta masyarakat tetapi harus adanya intensitas pengendalian kesetabilan dimasyarakat baik dari sisi formal atau non formil khususnya di tingkat perekonimian mikro serta menengah.
30 menit sebelum kenaikan BBM, Kami juga memantau situasi di beberapa SPBU di Kawasan malang raya masyarakat tampak tidak panik tetapi justru kaget. Dengan spikulasi pemerintah menaikkan angka tarif BBM bersubsidi seakan negeri ini seperti kehilangan akal untuk mencari solusi yang lebih kondusif.Terlebih tinjauan harga di beberapa pasar khususnya pasar tradisional yang sudah cenderung meningkat sebelum ada sensasi pengumuman BBM.
Bagi Kami yang juga pelaku atau pecinta Touring menggunakan motor atau mobilpun merasa ini tantangan baru untuk efesiensi kegiatan. banyak hal yang perlu di pertimbangkan seharusnya ketika kepala negara menjadi Stake holder suatu ketetapan. Khususnya pada pelaku atau masyarakat terdampak kenaikan harga ini, Ungkapnya . (team)

Tidak ada komentar: