alihkan bahasa sesukamu!!

Senin, 10 Mei 2010

Kepala SMKN 1 Singosari Angkat Bicara


Kab.Malang fajarpost

Berkait dengan informasi menyangkut dana pungutan di SMKN 2 Singosari masa pelajaran 2008 / 2009 H.Bagus Gunawan kepala sekolah SMKN 1 singosari yang saat itu Plt di smkn 2 singosari segera menanggapi(10/5).Karena menurut pihak SMKN 2 saat ada pungutan tersebut masih di kepalai H.Bagus Gunawan.Pungutan yang digunakan Untuk bengkel elektronik industri dengan total 520 juta tersebut dipertanyakan oleh beberapa lewat laporan di dunia maya menurut pihak SMKN 02 singosari adalah pungutan yang bersifat insidentil bukan hanya untuk bengkel belaka,seperti ungkap Bambang saat mewakili wawancara dengan media dikarenakan kepala sekolah M.Qodri sakit dikarenakan kecelakaan.
Saat dihubungi terpisah Bagus mengatakan dirinya membenarkan adanya pungutan saat itu,akan tetapi di menyanggah bila yang berhak memberi jawaban atas pertanggung jawaban saat ini dibebankan pada dirinya.Karena sejak SMKN 2 singosari beralih kepemimpinan kepada M.Qodri saat itu sudah terjadi serah terima keseluruhan termasuk dana pungutan senilai 2 juta per siswa tersebut.Jadi awalnya sekolah yang jadi pengembangan SMKN 1 tersebut sebenarnya untuk melayani banyaknya calon siswa yang tertarik di sekolah kejuruan.Maka H.Bagus yang saat itu bersama tim mencoba meminta kepada wakil bupati Malang Rendra krisna untuk membuat sekolah kejuruan dan langsung menghadap dirjen pendidikan nasional dengan akhir cerita terciptalah SMKN 2 Singosari tersebut.
Dengan diwujudkan sekolah tersebut tentunya tim prakarsa tidak lenggang kangkung tetapi karena pemda hanya bisa memfasilitasi gedung pelajaran,padahal kebutuhan sekolah kejuruan masih ditingkat sangat minim sekali,ungkap H.Bagus.Untuk berkaitan dengan penarikan siswa 520 juta saat itu sudah di pegang oleh pihak SKMN 2 singosari di Komite sekolah dan pihak SMKN 1 tidak ada tanggungan kecuali beberapa peralatan bengkel yang dimiliki untuk dihibahkan ke SMK yang baru di bawah kepemimpinan M.Qodri.Bahkan saat serah terima pungutan dari PLt kepada kepala sekolah saat ini disaksikan pihak Holidin selaku Kepala Bagian Sekolah menengah Kabupaten malang.(Sur/dav/van)
DIBALIK PRESTASI SMKN 1 SINGOSARI

Gubernur Soekarwo mengagumi Mobil Digdaya yang menjadi produk unggulan siswa SMK Negeri 1 Singosari. Mobil yang dirancang bangun oleh para siswa itu memiliki berbagai keunggulan.
Mobil Digdaya dengan disain kolaborasi jeep-pick up, tidak hanya disain body, para siswa juga sudah mampu melakukan rancang bangun pemasangan engine. Mobil ini juga sudah mendapatkan apresiasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu karya anak bangsa yang menempuh pendidikan di SMK.
Gubernur Soekarwo mengatakan, anak-anak Jawa Timur pada dasarnya memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Mobil Digdaya ini merupakan salah satu buktinya. "Kreativitas seperti ini harus terus dibina dan difasilitasi," katanya ketika menyaksikan mobil itu pada Perayaan Festival Jawa Timur.
Prestasi yang ditunjukkan para siswa SMK ini sekaligus meyakinkan gubernur untuk terus mendirikan SMK di berbagai daerah dan ditunjang para guru yang kreatif. Jawa Timur juga mulai mengubah komposisi lembaga pendidikan menengah atas yang sebelumnya 60 persen SMA dan 40 persen SMK, diubah menjadi 60 persen SMK dan 40 SMA. "Karena lulusan SMK memiliki keahlian dan siap masuk di pasar kerja," jelas Soekarwo.
Perayaan Festival Jawa Timur menyuguhkan berbagai produk unggulan dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menjadi binaan badan/dinas di lingkungan Provinsi Jawa Timur serta mitra binaan BUMN/BUMD.
"Saya sudah sediakan hibah Rp 25 juta untuk dikelola ibu-ibu PKK, sudah diatur oleh Koperasi Wanita. Jadi, ini (produk kain tenun Gedok, red) lanjutkan terus. Saya yakin dengan dana hibah, usaha ini akan terus berkembang menjadi lebih baik," kata Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo.
Soekarwo menambahkan, Pemerintah bertekad terus meningkatkan intensitas perdagangan antar propinsi di tengah menurunnya ekspor ke luar negeri. Meski ekspor Jawa Timur menurun 10 persen atau Rp 7,4 miliar, namun perdagangan antar propinsi yang dilakukan Jawa Timur dengan propinsi di kawasan Indonesia Timur justru meningkat. Ini terbukti, transaksi perdagangan antara Jawa Timur dengan Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Papua dan Jawa Barat mencapai Rp 7,6 triliun. INFKMJTM

Tidak ada komentar: