alihkan bahasa sesukamu!!

Senin, 03 Desember 2018

TAHUN POLITIK BAGI PERS

Dewan Pers mengingatkan bahwa tahun politik pada 2018 dan 2019 menjadi tantangan bagi pers di Indonesia untuk mempraktikkan jurnalisme yang profesional dan independen. 

Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menyampaikan hal itu dalam sambutannya di acara Konvensi Media dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2018, di Padang, Sumatera Barat, pada Kamis (8/2/2018). 

“Pada menjelang dan pasca-Pilpres 2014 tayangan media televisi, termasuk pemberitaannya, sepertinya terbelah menjadi 2 kekuatan, yaitu mendukung pemerintah tanpa reserve (syarat) dan lainnya menjadi oposisi yang super kritis,” kata Yosep sebagaimana sambutan tertulisnya yang diterima oleh Tirto. 

Menurut Yosep, keberpihakan media akibat polarisasi politik berpeluang berlanjut pada Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019. 

“Saat Pilkada 2018, pers Indonesia akan diuji apakah bisa menjalan fungsinya secara benar atau berselingkuh dengan kepentingan politik,” kata Yosep.

Dia menambahkan, selama 2,5 tahun terakhir, jurnalisme di Indonesia juga terganggu oleh membanjirnya berita-berita hoaks atau kabar bohong. Bahkan, fakta kebenaran yang diungkap oleh media arus utama kerap tertutup oleh berbagai berita hoaks. (ten)

Tidak ada komentar: