alihkan bahasa sesukamu!!

Jumat, 13 November 2015

DEBAT CALON BUPATI MALANG DIWARNAI KETEGANGAN DAN KELUCUAN

“Dengan slogan kami Malang Anyar dan mengejawantahkan Nawacita Desa, kami ingin membuat miniatur Indonesia di Kabupaten Malang,” papar Dewanti.Calon No 2

Jika terpilih sebagai Bupati Malang tahun ini, dirinya didukung birokrasi yang punya integritas dan menciptakan fasilitas layanan publik secara keseluruhan. “Pelayanan publik di Kabupaten Malang masih buruk. Lima bulan saya turun ke desa-desa, keluhan soal pelayanan publik oleh masyarakat sangat tinggi,” ucap Istri Walikota Batu tersebut.
Sementara itu, Calon Petahana nomer urut 1 Rendra Kresna dalam visi dan misinya memparkan arti kata  Madep Manteb Manetep. Kata dia, makna visi dan misi tersebut adalah, ingin mewujudkan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Malang bekerja keras dan mengoptimalkan segala kelebihan sumber daya alam dan manusia diseluruh wilayah desa.

“Progam kerja kami selanjutnya jika terpilih kembali sebagai Bupati Malang, mewujudkan kesejahteraan rakyat berbasis pedesaan. Hasil pembangunan hari ini, harus lebih baik dari hari esok dan lusa,” tuturnya.

Dimata Rendra,orientasi pembangunan untuk rakyat menjadi program selanjutnya. Namun, waktu paparan visi misi dan seluruh calon harus diakhiri. Hal itu karena timer dari mediator selama dua menit, lebih dulu berbunyi.

Yang menarik, usai paparan visi misi, Rendra dan Dewanti pun saling perang argumen saat sesi tanya jawab diberikan mediator. “Saya sudah keliling di Kabupaten Malang selama lima bulan. Hasilnya, pembangunan tidak merata. Teknologi informasi juga belum maksimal. Ditambah sinyal ponsel sangat sulit di sejumlah pelosok,” kata Dewanti.
Rendra pun menimpali jika program pembangunan di Kabupaten Malang sudah maksimal. Terkait sumber daya manusia dibidang tekhnologi informasi, anak SD di Kecamatan Pagak bahkan sudah berhasil membuat piranti komputer berbasis teknologi. “Kalau Ibu bilang teknologi informasi di Kabupaten Malang rendah, keliru itu,” jawab Rendra.

Suasana panas pun kembali tersaji saat pasangan nomer urut 2, menganggap pelayanan publik seperti pembuatan KTP, KK dan akte kelahiran sangat mahal dengan durasi waktu pengurusan cukup panjang. “Banyak keluhan dari masyarakat. Buat KTP, KK dan akte kelahiran sangat lama. Sampai berbulan-bulan. Dan bayarnya pun ada yang satu juta rupiah. Kalau saya jadi Bupati, akan jemput bola. Dan kerahkan Camat untuk mempermudah pelayanan tersebut,” terang Dewanti yang disambut aplaus pendukungnya.

Lagi-lagi Rendra pun tak setuju tudingan itu. “Jemput bola seperti apa. Tidak bisa Camat turut serta mengurus pelayanan KTP dan KK. Karena sesuai aturan, harus pejabat eselon dua. Anda tidak tahu aturanya sih. Kalau sampai ada yang bayar, itu tidak benar. Kalau dalam aturannya sudah jelas, pengurusan KTP, KK dan akte kelahiran itu gratis,” tutur Rendra.

Tak berhenti sampai disitu, Dewanti pun memaparkan jika pendidikan di Kabupaten Malang masih jauh dari harapan. “Kalau di Batu saja bisa gratis, seharusnya di wilayah Kabupaten Malang, biaya pendidikan juga bisa digratiskan. Optimalkan dana BOS kan bisa. Saya tidak setuju kalau Pak Rendra bilang sekolah gratis, lembaga sekolah swasta bisa bangkrut,” bebernya.
Debat Kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang, Kamis (12/11/2015) malam di Ruang Paripurna DPRD Kabupaten Malang, berlangsung panas. Tak hanya pendukung yang perang urat saraf, saling serang argumen ditunjukkan pasangan nomer urut 1 dan nomer urut 2. Namun, suasana tawa sedikit konyol justru ditunjukkan pasangan nomer urut 3, Nurcholis dan M.Mufidz.

“Dari tadi kok tegang terus loh. Duduk disana sudah tegang. Sekarang berdiri diarena debat tegang lagi. Sumpek saya kalau seperti ini,” ungkap Nurcholis disambut tawa seluruh undangan dan pendukung ketiga pasangan calon.

Menurut Cak Lis sapaan akrabnya saat memaparkan visi dan misinya sebagai Calon Bupati Malang, mengusung tagline Malang Tahes Kadit Odob. Yang berarti, Kabupaten Malang sehat dan tidak bodoh. Perlu adanya pendidikan berkualitas dan memberikan jaminan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat secara utuh. “Tapi enak loh jadi Calon Bupati itu. Saya kan baru saja dari Surabaya. Sejak dari Surabaya sampai tiba di lokasi debat ini, dikawal terus sama Pak Polisi,” katanya disambut tawa seluruh undangan.(is/red)

Tidak ada komentar: