alihkan bahasa sesukamu!!

Senin, 21 Oktober 2013

pernikahan putri bungsi Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X

Prosesi pernikahan putri bungsi Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu, dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro berlangsung mulai 21 Oktober hingga 23 Oktober. Prosesi tersebut menggunakan adat keraton Yogyakarta.

Permaisuri Sultan HB X, GKR Hemas, mengatakan prosesi yang harus dijalani keduanya ialah sejak masih berstatus calon mempelai hingga menjadi sepasang pengantin. "Prosesi pertama pada 21 Oktober adalah menjemput calon pengantin laki-laki yang menginap di ndalem Mangkubumen menuju ke keraton. Penjemputan dilakukan oleh utusan Sultan, yaitu Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat dan KRT Yudohadiningrat," katanya di keraton Kilen Yogyakarta, Jumat, 18 Oktober 2013.

Baik Hayu maupun Notonegoro menjalani ritual siraman di tempat terpisah. Hayu di Keputren dan Notonegoro di Kasatriyan. "Yang boleh meliputi siraman calon pengantin perempuan adalah jurnalis perempuan. Sebaliknya juga," kata Hubungan Masyarakat acara, Deny Reksa.

Usai siraman, Hayu menjalani upacara kecil, yaitu pengerikan anak rambut pada dahi dan sekaligus meriasnya. Kemudian pukul 18.30 WIB, Hayu menjalani tantingan di hadapan ayahnya, Sultan. Tantingan adalah prosesi penegasan Sultan kepada putrinya apakah bersedia menikah dengan calon menantunya. Baru kemudian calon pengantin menjalani malam midodareni. "Pengantin tidak boleh tidur sebelum pukul 00.15 WIB," kata Hemas.

Pada 22 Oktober, ijab kabul digelar di masjid Panepen pada pukul 07.00 WIB. Masjid tersebut berukuran kecil, sehingga hanya kerabat dan penghulu yang diperkenankan berada di sana, berikut Sultan dan Notonegoro. "Hayu tidak ikut dalam prosesi ijab. Dia bersiap diri untuk prosesi panggih," kata Hemas.

Panggih
adalah pertemuan kedua pengantin. Hayu mengenakan busana adat keraton Yogyakarta, yaitu basahan. Dalam panggih, ada prosesi menginjak telur yang dilakukan Notonegoro yang kemudian dibersihkan oleh Hayu. Juga ada prosesi pondhongan, yaitu pengantin perempuan naik pada gendongan yang berupa jalinan tangan yang dikaitkan antara Notonegoro dan kerabat keraton KRT Suryomentaram.

Prosesi resepsi di bangsal Kepatihan pada 23 Oktober 2013. Perjalanan pengantin dari keraton menuju bangsal Kepatihan menggunakan kereta keraton yang dikirab.

Jumat, 18 Oktober 2013

WARGA PANDOWO BERBONDONG BONDONG KE GEDUNG DPRD KABUPATEN MALANG

MALANG-FAJARPOST
Sertifikat munculnya di miliki seseorang yang menguasai lapangan warga pandowo kecamatan lawang kabupaten malang terancam di gagalkan dewan kabupaten malang komisi A. Seperti dikatakan ketua komisi A DPRD kabupaten Malang Budi pada saat acara dengar pendapat bersama masyarakat di ruang DPR setempat.(18/okt).
Acara yang di hadiri puluhan warga dan para pemuda korban hilangnya lapangan di daerah pandowo tersebut sontak membuat para sesepuh dan warga pemuda merasa dirugikan dan dibodohkan atas proses sertifikat tanah yang muncul tiba tiba seperti diungkap Bambang salah satu tokoh warga saat di hadapan rapat DPRD tersebut.
Acara yang berlangsung 1 jam tersebut telah menerima keterangan dari lurah lawang M.Sholeh dan Purwoto selaku mantan kepala kelurahan lawang yang saat itu turut andil dalam pemunculan keterangan sertifikat kepe,milikan dari pihak lain/pribadi.menurut warga munculnya sertifikat disinyalir ada praktik permainan belaka sehingga sangat mudah mencetak sertifikat kemelikan meskipun lahan itu dimiliki secara umum oleh warga setempat.Diagendakan bulan nopember nanti warga akan dihadirkan untuk mendengar pendapat dari pihak kantor pertanahan.LPKN ( Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional ) sebagai lembaga hukum pendamping warga mendorong agar DPRD agresif dan netral khususnya pemerintah harus tanggap atas gejolak warga karena jika masalah ini lambat LPKN tidak segan akan memperoses ini ke medium hukum alias meja pengadilan sehingga ini layak dipidanakan baik umum ataupun Tipikor ulas yanto tim LPKN yang menangani kasus ini ( Is/luk/din)

Rabu, 16 Oktober 2013

PILKADES JATISARI DIHARAP SUKSES DENGAN TERTIB LEGOWO

Pasuruan-fajarpost
Dalam situasi demokrasi di kabupaten pasuruan yang akan menggelar pilkades di berbagai wilayah salah satunya di desa Jatisari kecamatan purwodadi Kabupaten Pasuruan.Dibawah kepemimpinan Bupati baru H.Irsyad yusuf,SE,MMA diharapkan desa tersebut jadi desa yang lebih maju dan semakin berkualitas untuk mengawal wilayah di kabupaten pasuruan jawa timur seperti diharapkan salah satu panitia pilkades jatisari 27 oktober 2013 ini ,ulasan ketua panitia Sukardi(16/10)
Dalam perhelatan pilihan kepala desa di jatisari Purwodadi ini masyarakat saat diajak berbincang dengan awak media mengharapkan dengan siapapun yang jadi kepala desa masyarakat bisa turut mendukung untuk meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya sarana prasarana di desa.Dalam perjalanan Sukardi mengabdi sebagai ketua panitia pilkades tersebut selama ini sosialisasi ke semua warga di gencarkan dalam rangka meminimalisir golput sehingga semua aspirasi warga dalam perhelatan pilkades bisa terjaring dan berhasil sesuai program kabupaten pasuruan.Masyarakat harus mencoblos semua dan mendukung calonnya secara damai dan tertib sehingga tercipta kamtibmas di desa jatisari,ulasnya saat wawancara dengan media ini.
Dalam acara panitia pengambilan nomor urut calon kepala desa juga visi misi kepala kantor kecamatan purwodadi bersama muspika lainnya dari Polsek juga Koramil kecamatan purwodadi tampak hadir, Setiap calon harus siap kalah dan siap menang serta legowo,ungkap Bakti JP Camat Purwodadi.
Dalam pilkades yang menampilkan 2 calon yaitu, No 1 bernama H.Juma`in yang berasal dari pihak Incumbent dan No 2 H.Fahrurrozi dari warga setempat yang berasal dari kalangan pengusaha swasta turut hadir dalam acara pengambilan nomor urut tadi dengan mengenakan pakaian Takwa kuning pasangan no 1 & Batik Merah dikenakan pasangan No 2.
Sukardi sebagai ketua pilkades menyampaikan harapan besar untuk kesuksesan yang tidak diwarnai kericuhan,golput bahkan ketidakpuasan antar pendukung calon hingga saling menghina bahkan mencemooh satu dan lainnya,kekalahan dan kemenangan adalah hal lumrah dalam demokrasi di manapun,katanya saat mendampingi pihak muspika & Ketua BPD desa tersebut Mahmud yang juga tampak pro aktif sukseskan demokrasi pilkades tersebut di balai desa Jatisari.Ketertiban dan keamanan lingkungan adalah pesan khusus yang tidak tertinggalkan menjadi pidato kapolsek Purwodadi –kabupaten pasuruan AKP.Nengah.D.( nizar )