alihkan bahasa sesukamu!!

Sabtu, 17 Agustus 2013

DIRGAHAYU PROKLAMASI INDONESIA KE 68

Upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke 68  dimulai 4
. Istana Presiden RI di Jakarta sebagai tempat diselenggarakannya acara utama yang dipimpin langsung oleh Presiden RI sudah mulai bersolek. Salah satu komponen pendukung acara yang berperan untuk suksesnya acara sehari penuh itu adalah Sistem Tata Suara (Sound System), terutama untuk kegiatan Upacara Bendera, Aubade, dan acara kesenian. Pelaksana yang ditunjuk untuk melaksanakan penyediaan sistem tata suara ini, dipilih melalui sistem tender teknis yang diadakan paling lambat 1 bulan sebelum hari H.
Sejak 2004, kami diminta untuk membantu proses yang terkait dengan sistem tata suara tersebut, mulai dari menyiapkan dokumen tender dan SOP, memilih pelaksana, memonitor persiapan pelaksanaan, melakukan supervisi pelaksanaan dan melakukan evaluasi setelah pelaksanaan. Proses tender yang dilakukan tidak hanya didasarkan pada penawaran terendah dari peserta, tetapi lebih dititikberatkan pada kemampuan teknis yang dinilai melalui sistem “beauty contest”. Peserta tender yang dipilih untuk melaksanakan tugas penyediaan sistem tata suara ini akan mulai bekerja sejak H-10, meliputi persiapan, instalasi, gladi kotor, gladi bersih dan pelaksanaan, serta pembongkaran pada H+1.
Sistem tata suara yang disediakan meliputi 2 sistem independent utama, tetapi bisa saling berkomunikasi, dan 1 sistem tambahan. Sistem utama pertama digunakan untuk melayani kegiatan Upacara Detik-detik Proklamasi , sedangkan sistem utama kedua digunakan untuk melayani kegiatan Aubade yang dilakukan begitu upacara selesai. Untuk kedua jenis kegiatan utama tersebut, daerah pendengar (audience areas) yang harus dilayani terdiri dari Tenda Utama di bagian depan Istana Merdeka (tempat Presiden, para Mentri, Anggota Dewan dan Duta Besar negara sahabat berada), Halaman depan istana Merdeka (tempat pasukan ABRI dan POLRI berbaris, termasuk Paskibraka), tenda samping kiri-kanan halaman Istana Merdeka (tempat undangan), serta tenda Aubade di sisi luar pagar menghadap ke Istana Merdeka). Sistem tambahan adalah sistem tata suara kecil yang tersebar di panggung-panggung kesenian daerah untuk menyambut tamu undangan.
Sistem utama pertama digunakan 2 kali pada tanggal 17 Agustus, yaitu pada Upacara Detik-detik Proklamasi yang biasanya dimulai 10 menit sebelum jam 10 pagi sampai selesainya Aubade, dan pada Upacara penurunan bendera di sore hari. Sistem ini menggunakan 2 cluster Loudspeakers utama yang menghadap ke arah pasukan Upacara, serta Loudspeakers distribusi terdelay di area VIP, setiap tenda dan tempat berkumpul pasukan dan paskibraka. Microphones yang disediakan adalah mic untuk Master of Ceremony (MC), Komandan Upacara, Inspektur Upacara (Presiden RI), Pembaca Teks Proklamasi, Pembaca doa, dan Mics ambient untuk pasukan, korsig dan paskibraka. Pengendali utama sistem ini berada di sisi kiri tenda Utama di dalam koridor depan Istana Merdeka. Target disain utama adalah suara harus berwibawa, jelas (clarity dan intelligibility speech tinggi) dan bebas dari Feedback.
Sistem utama kedua, digunakan untuk melayani kegiatan Aubade yang dilaksanakan pada bagian akhir Upacara Detik-detik Proklamasi. Loudspeakers utama berupa sepasang Clusters Loudspeakers yang terpasang di kanan kiri panggung Aubade, menghadap ke Istana, dan Loudspeakers Distribusi terdelay yang sama dengan yang digunakan di sistem utama pertama. Perbedaan sistem Loudspeakers distribusi ini terletak pada sistem delay nya. Microphones yang digunakan lebih banyak, yaitu untuk melayani instrument orchestra, penyanyi solo, dan Paduan Suara. Pengendali utama sistem ini terletak di tenda Aubade, tetapi terkoneksi dengan pengendali sistem utama pertama. Target desain utama adalah suara harus seimbang (tonal balance), harmonis (spectrum frequency), jelas (clarity dan intelligibility musical tinggi), warm (komponen frekuensi rendah cukup), timbre yang sesuai, listening level dan strength yang cukup, dan tidak feedback. Hal yang unik dari sistem ini adalah sweet spot berada di area pasukan, tetapi harus bisa menciptakan sweet spot tambahan di area Tenda Utama (Tenda Presiden). Pengaturan delay yang tepat menjadi kunci utama suksesnya sistem ini.
Sejak tahun 2004, sudah 4 provider sistem tata suara di Indonesia yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Alhamdulillah sistem bisa bekerja dengan baik sesuai dengan target desain, semoga kegiatan tahun ini yang dimulai sejak 2 hari lalu dan dilaksanakan kembali oleh provider ke 4 juga akan memberikan hasil yang memuaskan. Dirgahayu ke 68 Republik Indonesia.

Jumat, 09 Agustus 2013

arus mudik Lebaran 2013 turun hingga 30 persen

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengklaim angka kecelakaan lalu lintas pada dalam arus mudik Lebaran 2013 turun hingga 30 persen dibanding pada 2012 lalu. Penurunan angka kecelakaan itu  dipicu kesadaranberlalu lintas."Kalau lihat dari laporan yang masih berjalan yang kami lakukan melalui pengumpulan data, baik jumlah kecelakaan lalu lintas maupum korban meninggal dunia menurun. Kurang lebih rata-rata sampai 23 persen," ujar

Sedangkan jumlah korban meninggal dunia, katanya, turun hingga 30 persen. Dia mengatakan, penurunan angka kecelakaan dan korban tewas maupun luka itu disebabkan peningkatan kesadaran berlalu lintas para pemudik. Ia mengatakan, pihaknya memang sering melakukan sosialisasi kepada para pemudik.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pudji Hartanto saat meninjau kesiapan jalur balik di Tol Cikampek,tadi

Senin, 05 Agustus 2013

POLISI WANITA SUDAH DIIJINKAN BERJILBAB

Kepolisian akhirnya memastikan diri akan melegalkan penggunaan jilbab bagi anggotanya di seluruh Indonesia. Pernyataan tersebut langsung dituturkan oleh orang nomor satu di tubuh Korps Tri Bata Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
 sebetulnya dia sangat senang dengan permintaan sejumlah keinginan polwan berjilbab yang kini mengemuka. Dia berkata, permintaan tersebut sudah dengan senang hati Polri terima dan pertimbangkan.

"Saya justru berterima kasih kepada publik. Karena Polri diperhatikan bahkan sampai ke penggunaan pakaian," ujar Timur di Gedung DPR Jakarta Selatan Selasa (18/7).

Timur mengatakan, dalam waktu dekat segala tuntutan mengenai jilbab akan segera masuk ke dalam agenda diskusi internal Polri. Dia berujar, aturan mengenai jilbab ini amat perlu dikonsepkan dengan tepat. Sehingga nantinya aturan ini tidak menimbukan polemik baru di kemudian hari.

Sabtu, 03 Agustus 2013

DUGAAN 1 SYAWAL HARI RAYA 2013

Banyak beredar informasi bahwa awal shaum Ramadhan 1434 H akan bertepatan dengan hari Selasa, 9 Juli 2013. Selain itu, banyak juga informasi lain menyatakan bahwa awal shaum Ramadhan kemungkinan akan dimulai pada Rabu, 10 Juli 2013. Mendapati berbedanya informasi itu, sebagian kita mungkin bingung harus mengikuti yang mana. Untuk menguraikan penyebab adanya dua informasi yang berbeda itulah, pada tulisan ini akan dibahas informasi astronomis Hilal dan penerapannya pada kriteria hisab yang berbeda serta prediksi kemungkinan teramati atau tidaknya Hilal penentu awal Ramadhan 1434 H nanti.
Informasi Astronomis Hilal
Dalam memahami pergantian awal bulan Hijriah, setidaknya beberapa infromasi astronomis Hilal berikut harus diketahui:
  1. Waktu Ijtima’ atau Konjungsi atau fase Bulan Baru atau fase Bulan Mati.
  2. Waktu terbenam Matahari di lokasi yang ditinjau.
  3. Posisi Bulan saat Matahari terbenam di lokasi yang ditinjau.
Mari kita bahas ketiga poin di atas dengan memanfaatkan Informasi Hilal Ramadhan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Secara umum, ijtima’ adalah peristiwa “berkumpul/berdekatannya” Bulan dengan Matahari, saat dilihat dari Bumi. Istilah ini dalam astronomi dikenal dengan nama konjungsi, yaitu ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Bujur ekliptika adalah salah satu bagian dari tata koordinat ekliptika; salah satu tata koordinat dalam astronomi yang digunakan untuk menentukan posisi objek-objek tata surya. Padanan bujur ekliptika adalah bujur geografis, yang bersama lintang geografis dapat digunakan untuk menentukan posisi suatu kota di permukaan Bumi.
Berbeda dengan posisi bujur geografis suatu kota di permukaan Bumi yang relatif tetap, setiap hari nilai bujur ekliptika Bulan dan Matahari akan selalu berbeda. Penyebab utamanya perbedaan ini adalah laju gerak keduanya yang tidak seragam. Hanya setelah mencapai waktu sekitar 29,5 hari-lah keduanya akan kembali berada pada bujur ekliptika yang sama, meskipun nilainya berbeda dari sekitar 29,5 hari sebelumnya. Waktu 29,5 hari ini dikenal dengan siklus sinodis Bulan atau waktu dari satu fase ke fase yang sama di bulan berikutnya, misalnya dari fase bulan Baru ke bulan Baru berikutnya.
Berdasarkan perhitungan kejadian ini diprediksikan akan terjadi kembali pada Senin, 8 Juli 2013, jam 7:14 UT atau 14:14 WIB. Pada saat itu nilai bujur ekliptika Bulan dan Matahari akan sama, yaitu 106,299ยบ. Kita juga dapat menghitung periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 15 jam 18 menit. Ini artinya, satu siklus sinodis Bulan
tidaklah tepat 29,5 hari namun mungkin akan lebih kecil atau lebih besar dari nilai tersebut.
Mengingat pergantian hari dan tanggal dalam kalender Islam terjadi saat Matahari terbenam, kita juga harus meninjau waktu terbenam Matahari pada hari terjadinya konjungsi tersebut atau sehari sesudahnya. Hal ini diperlukan untuk membandingkan apakah waktu konjungsi tersebut terjadi sebelum Matahari terbenam di wilayah yang ditinjau ataukah setelahnya. Berdasarkan perhitungan, Matahari terbenam di Indonesia pada 8 Juli 2013 paling awal terjadi pada pukul 17 : 33 WIT di Merauke, Papua, dan paling akhir terjadi pada pukul 18 : 57 WIB di Sabang, Aceh. Sebagai tambahan, kita juga dapat menghitung waktu terbenamnya Matahari di kota Yogyakarta (kota yang dijadikan sebagai kota acuan dalam hisab yang digunakan oleh Muhammadiyah) dan kota Pelabuhan Ratu (kota yang dijadikan sebagai kota acuan dalam hisab yang digunakan oleh Pemerintah dan sejumlah organisasi). Di kota Yogyakarta Matahari terbenam pukul 17 : 34 WIB. Adapun di kota Pelabuhan Ratu Matahari terbenam pukul 17 : 51 WIB. Dari perbandingan antara waktu konjungsi dan waktu Matahari terbenam di semua kota di atas, kita ketahui bahwa bahwa konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 8 Juli 2013 di seluruh wilayah Indonesia.